Lelah menghampiriku saat aku baru saja masuk ke dalam bus antar kota yang akan membawaku menuju rumah. Entah mengapa hari ini aku merasakan sangat lelah. Mungkin karena jadwal kuliah yang begitu padat dan juga karena aku kurang tidur tadi malam. Tugas yang sangat menumpuk yang membuatku kehilangan waktu untuk memejamkan mata dipembaringan ternyaman dalam hidupku yaitu tempat tidurku. Dalam otakku hanyalah bagaimana caranya agar cepat sampai rumah, ke kamar lebih tepatnya untuk menhilangkan semua kelelahanku hari ini. Fikiranku melayang jauh membayangkan begitu leganya jika sudah sampai rumah tepatnya disudut kesayanganku itu. Kamarku tercinta.
Kamarku tidak begitu besar. Cukuplah untuk menaruh semua perlengkapanku yang begitu penuh dengan alat-alat elektronik dan boneka-boneka. Dindingnya yang berwarna hijau selalu memberikan keteduhan kepadaku disaat aku lelah menjalankan aktivitas seharian. Aku terigat pada tirai warna pink didepan pintu yang selalu menyambutku saat aku hendak masuk kekamar. Tirai itu seolah-olah melambai kepadaku mengajakku untuk masuk kekamar. Saat aku memasukinya yang pertama aku lihat adalah pembaringanku yang paling nyaman. Tempat tidur kecil yang hanya cukup untukku itu terlihat begitu penuh dengan boneka-boneka kesayanganku yang mau tidak mau aku harus rela berbagi dengan mereka. Dilapisi dengan seprai berwarna pink dan selimut berwarna pink pula terlipat rapih disisi yang lain. Sesungguhnya aku tidak begitu menyukai warna pink itu, tapi entah mengapa warna itu mendominasi didalam kamarku. Disudut lain ada lemari pakaian yang terbuat dari kayu yang berpintu dua. Diatas lemari itu penuh dengan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Jujur saja kamarku lebih cocok dibilang sebagai gudang daripada sebuah kamar. Tapi bukan berarti kamarku seberantakan itu. Tapi itu semua karena banyaknya barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi tapi masih bagus yang lebih suka aku kumpulkan dan sayang untuk dibuangnya. Disamping lemari itu ada meja belajara berwarna krem yang digunakan hanya untuk sebagai tempat menyimpan semua buku-bukuku. Meja belajar itu kehilangan fungsinya karena aku lebih suka belajar ditempat tidur daripada harus duduk didepan meja belajar. Disana terdapat buku-buku pelajaran, novel-novel yang biasa menyelamatkanku dari kebosanan dan dua buah figura foto berisikan fotoku dengan sahabat-sahabatku terpajang disana. Dua buah laci yang ada meja belajar itu terkunci rapih setiap waktu karena aku tidak pernah membukanya. Laci itu berisikan kotak-kotak yang didalamnya terdapat semua benda-benda yang sudah tidak terpakai. Kertas-kertas ulanganku semasa SMA, puisi-puisi yang sering ku tulis dulu, kertas-kertas yang selalu aku tulisi dengan konsep cerpenku, diary-ku, dan masih banyak sekali. Laci itu jarang aku buka karena nantinya aku akan malas kembali untuk merapihkannya karena meskipun aku seorang wanita tapi aku tipe wanita yang malas untuk beres-beres apalagi dikamar sendiri. Anggapan ini kamarku, area ku, jadi suka-suka aku itulah yang membuatku malas untuk merapihkannya yang alhasil memancing mamahku untuk marah-marah karena berantakannya kamarku.
Huft… kamarku mendominasi pikiranku saat ini. Aku ingin cepat sampai rumah. Ingin cepat-cepat berbaring ditempat tidur itu menghilangkan lelah ku yang teramat sangat membuatku tidak nyaman. Ayolah pak supir…… cepat jalankan bus ini dan segeralah bawaku pulang menuju rumahku tercinta agarku bisa segera ku sudut kesayanganku yaitu kamarku….